Mappadendang
Mappadendang
dimainkan enam perempuan, dan tiga pria, atau secara berpasang-pasangan, petani
saling berhadapan dengan masing-masing alu di tangan. Diiringi tabuhan rebana,
petikan kacapi dan suling bambu khas suku Bugis, petani mulai memecah biji padi
yang telah ditelakkan ke dalam pallungeng atau lesung , sambil sesekali memukul
badan lesung mengikuti irama rebana. Peserta juga memakai pakaian adat yanitu baju Bodo dalam mappadendang.
Selain
sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang diperoleh Mappadendang juga
diadakan untuk mempererat tali persaudaraan dimana diakhir acara ini ada makan
bersama yang paling ditunggu-tunggu.